Sabtu, 22 Januari 2011

My Little Boy


Sore tadi gw ke Panti Asuhan bareng temen gw. Bukan hal yang baru gw ke sini. Sejak pertengahan 2009 gw rutin kesini. Biasanya sih balik gereja gw singgah. Paling nggak 2 jam gw nongkrong disono. Nggak ngapa-ngapain sih. Cuma main-main aja sama mereka. Dan di tahun 2011 ini gw akhirnya kesana lagi, setelah November dan Desember 2010 kemaren gw tidak kesana karena kesibukan luar biasa.



Jadi Panti Asuhan ini namanya Panti Asuhan Bayi Sehat Muhammadiyah. Terletak di tengah kota Bandung. Panti asuhan ini bisa dibilang bagus. Bukan hanya dari segi bangunan, tapi pengelolaan. Ada banyak ibu en teteh pengasuhnya. Disamping itu, sangat terbuka untuk menerima kunjungan dari orang luar. Membuat gw senang disitu.



Panti asuhan ini terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama untuk anak laki-laki yang sudah berusia diatas 2 tahun. Lantai 2 untuk anak perempuan usia yang sama. Lantai 3 untuk bayi dan batita. Nah, gw kalo ke sini selalu ke lantai 3. Jarang ke lantai satu, apalagi 2. Gak bagus juga sih ya cuma ke lantai 3, tapi ntar lah gw coba ke anak yang lebih besar.



Anak-anak disini punya banyak cerita kenapa bisa ada di panti ini. Ada yang dibuang ortunya, ada yang diantar langsung sama ortunya, dll. Yang pasti, gw rasa mereka tidak diinginkan. Kalo diinginkan, mereka tentunya sudah memiliki keluarga. Padahal mereka ini lucu-lucu semua. Gw aja, kalo gw jadi orang kaya, gw adopsi dah mereka semua. Sayangnya gw masih mahasiswa.



Bukan hanya itu saja. Anak-anak disini juga gak semuanya normal. Ada yang menderita gangguan saraf, ada yang autis, ada yang anggota tubuhnya (jarinya) tidak lengkap, ada yang keterbelakangan mental. Sungguh, trenyuh melihat keadaan mereka. Tapi mereka tetep tertawa dan hepi. Apalagi kalo digendong dan dipeluk. Benar, pelukan buat anak-anak adalah hal yang sangat efektif menunjukkan dan membagi cinta.



Saat pertama gw ke panti ini, gw hanya menggendong beberapa anak saja. Terutama anak-anak yang tidak berkilah. Males gendong anak-anak yang gw rasa aneh, waktu itu. Apalagi anak yang keterbelakangan mental. Selain dari segi fisik (maaf) agak 'berbeda', rasanya serem aja ke-hiperaktif-an nya mengganggu gw. Tapi ada momen dimana saat gw melihat anak itu, gw langsung merasa malu akan diri sendiri. Mengapa gw membeda-bedakan pribadi dari tampilan luar, sedangkan Tuhan saja menerima gw sebagaimana adanya gw. Saat menyadari kekeliruan gw, gw lantas memeluk anak itu, menggendongnya, dan menciumi kepalanya. Sejak saat itu, setiap gw keluar dari lantai 3 ini, semua anak-anak gw gendong dan gw ciumi kepala mereka satu per satu.



Tapi gw tidak bisa memungkiri bahwa ternyata ada anak yang gw menarik perhatian gw lebih dari yang lainnya. Dan hal itu membuat gw sadar, bahwa sangatlah wajar jika orangtua memiliki anak kesayangan. Karena gw merasakan demikian. Anak itu adalah EGI dan BINTANG. Dua anak ini memiliki karakter yang berbeda. Egi kalem, Bintang bandel luar biasa. Kesamaan mereka hanyalah, tidak rela kalau gw melepaskan gendongannya. Hahaha, sungguh hal yang menyenangkan bermain bersama mereka.



Dan kunjungan gw tadi cukup membuat gw agak sedih, karena ternyata Egi sudah diadopsi. Wah, gw baru tau lho rasanya kehilangan anak itu gimana. Padahal bukan anak gw gitu kan. Dan juga, gw belum punya anak, jadi gak tau gimana rasanya kehilangan. Tapi sedih. Sama saat gw putus cinta, tapi dengan sensasi berbeda. Susah gw jelasin seperti apa, harus kalian rasain sendiri. Gara-gara itu, gw agak hilang minat berlama-lama disitu. Tapi gak terlalu lama juga, karena tingkah batita lain menarik perhatian gw, dan sejenak melupakan Egi.



Meski sedih, kata temen-temen gw, gw harusnya seneng karena Egi sudah ada keluarga yang merawatnya. Egi ternyata diinginkan. Iya sih, harusnya memang begitu.



Semoga kamu tumbuh sehat dan seneng di keluarga barumu, Gi.....